mencegah copi paste

teks berjalan

GAMPONG LAMBARO NEUJID terima kasih telah mengunjungi blog ini

Kamis, 23 Desember 2010

Hutan Ujong Pancu

Ujong Pancu merupakan salah satu wilayah yang sering dikunjungi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam setempat. Kawasan yang berada di wilayah Kecamatan Peukan Bada ini memiliki berbagai potensi alam, salah satunya adalah hutan.

Sebagian besar masyarakat Ujong Pancu yang bermata pencaharian sebagai petani memanfaatkan hutan sebagai sumber ekonomi yaitu untuk menanam cabe dan mencari rotan.

Mereka menanam cabe di hutan dengan menebang dan membakar hutan, sehingga hutan semakin berkurang dan beresiko akan terjadinya banjir dan longsor. Hutan yang ditebang untuk menanam cabe yang hanya berumur 1 tahun lalu mereka tinggalkan dan membabatkan hutan lagi untuk dijadikan lahan baru tanpa melakukan penanaman kembali. Akibatnya hutan berkurang dan dikwatirkan pegunungan Ujong Pancu akan habis.

“Kami berharap ada pekerjaan lain untuk kami selain harus menanam cabe dan harus menebang hutan yang mengakibatkan kekeringan” ucap salah satu warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya.

2 komentar:

  1. Mantap.... emank hutan ujung pancu itu banyak sekali gunanya ya....
    ayo adik udin kita ber kreasi di blog masing masing.....

    BalasHapus
  2. ayoo....
    semangat..
    semoga makin nrik ja tmpilannya.

    BalasHapus

Menantang sang surya

dalam dinginnya malam ini kadang kuteringat akan dirimu …
teringat ketika senyummu masih untukku …
yang selalu hadir dalam mimpiku …
yang sampai saat ini masih terbayang dipelupuk mataku …

kau yang dulu kucinta …
dan sampai kapanpun kau selalu kucinta …
kini pergi tinggalkan untukku hanya sisa …
rasa pahit yang selalu terbayang jelas diingatanku …

memang ku tak pernah bisa menyadari …
semua keegoisanku pada diri …
mungkin itu yang membuatmu lelah dan muak …
hingga kau tinggalkanku sendiri …

tak banyak kata lain untukmu lagi …
selain kata “aku masih sayang kamu” …
hanya itu yang masih melekat difikiranku …
tak pernah hilang dalam dekapan waktu yang terluka …

disini dibatas senja kuberdiri …
menantang sang surya tuk tak tenggelam …
supaya ku tak telelap dalam tidur …
supaya ku tak terhanyut dalam lamunan ….